Statistik Pengunjung blog AL BAHRAIN 4

Rabu, 19 Oktober 2011

Witir (ganjil)

Dulu saya sering mendengar
penyampai
mengumandangkan dalil;
Innallaha witr yuhibbu witr –
Sesungguhnya Allah itu ganjil
dan senang dengan yang ganjil (Rowahu Bukhori,
Muslim dan Ibnu Khuzaimah di
dalam Shahihnya dari Abu
Huroiroh), untuk mendasari
mengucap salam lebih dari 1
kali dan menjadikannya 3 kali. Sekarang rasanya jarang
mendengar dalil itu lagi. Sudah
terbiasa atau emang jarang
digunakan lagi. Memang
dalam kehidupan ini hampir
semua hitungan yang dijadikan sebagai aturan
jumlahnya ganjil. Contohnya
jumlah rekaat sholat sehari -
semalam 17 rekaat, tarawih 11
rekaat, hitungan wudhu yang
paling disenangi/sempurna juga 3 kali – 3 kali, mau istinja
jumlah batunya juga ganjil, 3,
5, dst. Sampai kita kenal
angka 313, sebutan 7 langit
dan malam ganjil untuk
mencari pahala lailatul qodar. Itu mungkin deskripsi witir
dalam kehidupan nyata ini.
Lupakan itu semua, yang ingin
saya ketengahkan kali ini
adalah masalah sholat witir.
Ada apa dengannya? Sebenarnya tak ada apa – apa,
saya hanya penasaran, kenapa
sih saya tidak bisa melakukan
sholat witir? Kenapa hanya di
bulan puasa saja tertib
witirnya? Di bulan yang lain kok tidak tertib? Dan saya
sudah berusaha 3 tahun
terakhir ini untuk bisa
menjalankan salah satu
sunnah tersebut. Hasilnya
masih juga bolong – bolong. Berbagai kiat dan giat sudah
dilakukan, akhirnya saya
menjatuhkan pilihan
melakukan sholat witir
sebelum tidur. Itu yang saya
mampu. Itu yang saya bisa. Mungkin kadang terlihat aneh,
sore – sore kok witir. Habis
mau bangun malam kadang
kebablasan. Sejujurnya bukan
kadang – tetapi banyak
bablasnya ketimbang bangunnya sehingga gak
witir. Niat sih ada terus, tapi
apakah hidup ini cukup
dengan niat saja? He, he,
he,,,,lha da lah,,,,,,… Dulu Pak ustad di kampung
saya memberikan wejangan -
tip yang sederhana dan
ciamik. Dia bilang, “Untuk
melatih sholat witir,
tambahkanlah sehabis sholat sunnah ba’da isya 1 rekaat
saja.” Maka dulu kami pun
ramai – ramai
mengerjakannya sehabis
sholat sunah ba’da isya. Sekian
waktu berlalu dan semakin meluntur kegiatan itu, saya
terpacu lagi untuk
memulainya - sebagai bagian
taqorrub ilallah dari hamba
yang lemah ini. Semoga tidak
terlambat. Ya, ini memang sunah bukan
wajib. Bahkan mungkin ada
yang mencibirnya. Namun
bagi saya adalah sebuah jalan
besar menuju kecintaan
kepada Allah. Di samping jalan lain yang mungkin orang
tempuh. Sebab banyak jalan
menuju keridhoan Allah,
bukan hanya ke Roma saja. Nah, bagi yang mau
menempuh jalan sholat witir
untuk mempertinggi derajat
amalannya berikut beberapa
dalil tentangnya. Dari Ali ra., ia berkata, ‘Witir
bukan keharusan seperti
sholat wajib kalian, akan
tetapi Rasulullah SAW biasa
melakukannya, dan Beliau
bersabda, “Sesungguhnya Allah adalah witir, mencintai
witir, maka lakukanlah sholat
witir wahai ahli
qur’an.” (Rowahu Abu
Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i,
Ibnu Majah) Dari Jabir ra., ia berkata,
Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa khawatir tidak
bangun di akhir malam, maka
hendaknya dia berwitir di
awalnya, dan barangsiapa yakin akan bangun di akhir
malam, maka hendaknya dia
berwitir di akhirnya, karena
sholat diakhir malam
disaksikan dan dihadiri (oleh
malaikat) dan itu lebih utama.” (Rowahu Muslim). Dari Jabir ra., dia berkata,
Rasulullah SAW bersabda,
“Wahai ahli qur’an,
berwitirlah kalian karena
Allah adalah witir dan
menyukai witir.” (Rowahu Abu Dawud). Dari Abu Tamim al-Jaisyani,
dia berkata, aku mendengar
Amru bin al-Ash berkata,
seorang lelaki
memberitahukan kepadaku
bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah
menambahkan satu sholat
kepada kalian, maka
tegakkanlah ia diantara isya
dan shubuh, yaitu sholat
witir”. (Rowahu Ahmad) Dari Abu Huroiroh r.a, dia
berkata, ”Kekasihku SAW
mewasiatkan kepadaku tiga
perkara, agar aku berpuasa
tiga hari setiap bulan,
melaksanakan sholat dhuha 2 rekaat dan melaksanakan
sholat witir sebelum
tidur.”[Rowahu Al-Bukhory
(Kitaabu al-Jumu’ati), Muslim
( Kitaabu Sholaati al-
Mufaasiriina wa qoshrohaa), Abu Dawud (Kitaabu As-
Sholaah), at-Tirmidzi (Kitaabu
as-Shoumi) dan an-Nasa’i
(Kitaabu as-Shiyaami)]. Dari Abu Darda’, dia berkata,
“Kekasihku SAW
mewasiatkan tiga perkara
kepadaku, aku tidak akan
meninggalkannya selama aku
hidup; yaitu puasa tiga hari setiap bulan, sholat dhuha dan
agar aku tidak tidur sebelum
sholat witir.” (R. Muslim, Abu
Dawud dan an-Nasa’i). Jadi, sekarang bukan hanya
salam saja yang kita jangkepi
witir. Sholat sunnah kita pun
rasanya perlu juga
diperjuangkan. Setidaknya
dengan tip di atas. Sholat witir sehabis isya atau sebelum
tidur. Silahkan dicoba. Kenapa
tidak? Oleh:Ustadz.Faizunal Abdillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar